Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Senin, 08 September 2014

TUGAS 1 PERIKLANAN



TUGAS
PERIKLANAN


OLEH

NAMA           :  YOHANES HENUK
           NIM               :  13110237





SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA (STIKOM)
KUPANG
2014

1.      PENGERTIAN PERIKLANAN
Periklanan (Advertising) merupakan suatu bentuk komunikasi dengan tujuan mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi pada umumnya mencakup nama produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembeli dalam rangka untuk mengajak calon pembeli yang memiliki potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.
Kegiatan promosi atau yang biasa disebut dengan Advertising mempunyai tujuan khusus, yaitu untuk membujuk, mempengaruhi dan menginformasikan serta mengingatkan seorang pengguna (pelangggan) tentang perusahaan ataupun berbagai produk/jasa yang dimilikinya.
Dalam melakukan periklanan / promosi diketahui ada beberapa karakteristik didalamnya, yakni:
  • Suatu bentuk komunikasi yang berbayar.
  • Nonpersonal komunikasi.
  • Menggunakan media massa sebagai massifikasi pesan.
  • Menggunakan sponsor yang teridentifikasi.
  • Bersifat mempersuasi khalayak.
  • Memiliki tujuan untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya.
Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan pada dasarnya adalah bagian dari kehidupan industri modern. Kehidupan dunia modern saat ini sangat tergantung pada iklan.
Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual produknya, sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki informasi yang memadai mengenai produk barang dan jasa yang tersedia di pasar. Apabila hal itu terjadi maka industri dan perekonomian modern pasti akan lumpuh. Apabila sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka ia harus melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus-menerus.

Menurut M. Suyanto (2007: 143) mendefinisikan ”Periklanan adalah penggunaan media bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk, jasa atau pun organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat”.
Peranan periklanan dalam pemasaran suatu produk adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang produk yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk tersebut dan untuk membedakan diri perusahaan   satu dengan perusahaan yang lainnya.

Definisi periklanan menurut Henry Simamora adalah sebagai berikut:
Periklanan adalah komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis atau organisasi nirlaba atau individu yang dalam berbagai cara teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap menginformasikan atau membujuk anggota-anggota dari pemirsa tertentu. (Henry Simamora, 2000: 756).
Periklanan terfokus pada media massa seperti surat kabar, televisi, radio dan papan iklan. Periklanan menawarkan keunggulan signifikan diatas teknik promosional lainnya. Periklanan dapat menjangkau beribu-ribu pemirsa. Meskipun orang sering kaget saat mendengar harga iklan yang bernilai ratusan ribu rupiah per detik tayangan, tetapi sebenarnya dapat dibayangkan berapa jumlah pemirsa yang sanggup dijangkau lewat iklan tersebut.

Banyak konsumen yang menaruh kadar prestis kepada media massa yang digunakan dalam periklanan. Merupakan kenyataan sederhana bahwa sebuah produk yang di iklankan secara nasional dapat mengukur citra produk tersebut.

Inti dari periklanan itu sendiri merupakan suatu alat yang digunakan oleh pembeli/ penjual, setiap orang termasuk lembaga non laba atau dengan kata lain, periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan pemasaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan maupun dengan penglihatan suatu produk, jasa atau ide.

Periklanan dan marketing
Intinya promosi dilakukan untuk memperkenalkan atau menginformasikan suatu produk/jasa kepada konsumen, setelah konsumen (pelanggan) mengetahui produk tersebut, diharapkan konsumen dapat terpengaruh serta terbujuk sehingga beralih ke produk/jasa yang dipromosikan tersebut.


2.      SEJARAH PERIKLANAN

            Mungkin kita tidak menyadari, bahwa ternyata iklan sebenarnya merupakan praktek penyampaian pesan yang sudah lama dilakukan manusia. Bahkan sejak zaman Neolitikum (kira-kira 5000 tahun Sebelum Masehi), orang sudah melakukan apa yang sekarang sebut dengan beriklan. Mengapa? Jawabnya cukup sederhana. Sebagaimana telah disebutkan, iklan pada prinsipnya adalah sebuah upaya penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, maka aktivitas tersebut, sama dengan kegiatan komunikasi. Jadi secara prinsip, aktivitas iklan adalah aktivitas komunikasi.
1.       Periklanan Klasik
            Pada masa ini iklan memiliki bentuk yang sangat sederhana karena lahirnya secara alamiah, sebagian terjalin dalam bentuk sehari-hari di tengah masyarakat yang masih berada pada era yang jauh tertinggal dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Ditambah lagi bahasa yang mereka miliki ikut menentukan baik model ataupun metode hingga media beriklan pada waktu itu.
1.1. Awal munculnya Iklan
Menurut Jack Angel (1980), bentuk iklan yang paling awal adalah disampaikan melalui komunikasi lisan. Yaitu penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikannya dalam bentuk personal yang dilakukan secara tatap muka melalui mulut ke mulut (word of mouth). Praktek semacam ini oleh para ahli sejarah periklanan disebut sebagai bentuk mentransfer pesan. Apakah dalam penyampaian ide tersebut menggunakan media atau tidak, tidak banyak dipersoalkan. Bentuk kegiatan iklan semacam ini terjadi khususnya ketika zaman Batu Muda, yang terjadi kurang lebih 5000 tahun sebelum masehi. Pada saat itu, manusia saling menukar barang yang mereka miliki dengan saling berkomunikasi melalui komunikasi lisan. Anda jangan membayangkan bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan tersebut seperti bahasa yang kita gunakan sekarang.
Pada saat itu, bahasa yang disampaikan masih sangat sederhana dan cenderung sangat tidak terstruktur dengan baik dan efektif. Bahkan karena belum banyak terjadi kesepakatan dalam melambangkan sebuah konsep dan ide dalam sebentuk kata-kata, pesan akhirnya banyak disampaikan dengan bantuan bentuk komunikasi non verbal visual melalui gerak tubuh (gestural). Pesan yang disampaikan sangat sederhana. Visualisasi pesan menjadi ikut berperan dan sangat dibutuhkan. Artinya masyarakat lebih mudah menyampaikan pesan bilamana benda yang dipercakapkan ada di depan mata. Sebaliknya, bilamana obyek yang diperbincangkan tidak dilihat secara bersama, maka kesulitan komunikasi akan terjadi. Dengan demikian, iklan yang mereka lakukan umumnya membutuhkan kehadiran barang.
Para arkeolog meyakini, advertising sudah ada sejak zaman dulu. Advertising dilakukan dalam berbagai bentuk mempublikasikan berbagai peristiwa (event) dan tawaran (offers). Metode iklan pertama yang dilakukan oleh manusia sangat sederhana. Pemilik barang yang ingin menjual barangnya akan berteriak di gerbang kota menawarkan barangnya pada pengunjung yang masuk ke kota tersebut. Iklan sudah dikenal manusia dalam bentuk pesan berantai (word of mouth) yang bentuknya pengumuman-pengumuman. Pesan berantai itu disampaikan dari mulut ke mulut untuk membantu kelancaran proses jual-beli.
Dalam ribuan tahun-tahun awal orang beriklan untuk mempromosikan dua hal, tempat dan jasa. Pesan iklan dalam bentuk tertulis mulai ditemukan pada masa Babylonia 3000 SM berupa kepingan tanah liat (clay tablet) bertuliskan prasasti tentang pedagang salep, penulis dan pembuat sepatu.
Peninggalan Mesir dan Yunani Kuno berupa pengumuman-pengumuman di dinding dan naskah di daun papirus, memberikan pengumuman tentang datangnya kapal pembawa anggur, rempah-rempah, logam barang-barang dagangan baru, acara-acara (pertarungan gladiator) yang bakal digelar, budak yang lari dari tuannya. Orang-orang Roma mengecat dinding untuk mengumumkan perkelahian gladiator. Iklan pada zaman ini hanya berupa surat edaran. Karena masih banyak yang buta huruf, pengumuman-pengumuman itu dibacakan oleh tukang teriak kota (town crier) yang biasa didampingi pemain music.
Pada masa Yunani Kuno, praktek periklanan lisan masih banyak dilakukan oleh para penjaja barang (salesman) yang berteriak keliling kota. Menurut Jack Angel (1980), praktek periklanan semacam ini mendapat tempat karena kebanyakan masyarakat (sekalipun kelas atas), banyak yang tidak mampu baca tulis. Mereka akan lebih mengerti simbol-simbol visual bukan tertulis dan komunikasi verbal.
Di kota Athena misalnya, para penjaja tersebut menawarkan produk kosmetik merek Aesclyptos yang saat itu sangat terkenal. Dalam menawarkan kosmetiknya, para penjual mengkomunikasikannya melalui nyanyian semacam puisi. Bentuk nyanyian itu mereka gunakan untuk lebih memikat calon konsumen. Salah satu contoh dari syair puisi yang disampaikan tersebut sebagaimana dituliskan oleh Dunn (Dunn & Barban, 1978);
“For eyes that are shining, for cheeks like the dawn,
                        for beauty that lasts after girl hood is gone
                        for prices in reason, the woman who knows,
                        will buy her cosmetics of Aesclyptos.”

Bila syair tersebut diterjemahkan secara bebas berarti:
“Demi mata bersinar, demi pipi bagaikan fajar,
Demi kecantikan yang hanya akan sirna sesudah masa remaja itu purna,
Demi harga sebagai alasannya, kaum wanita yang mengerti,
Akan membeli kosmetik Aesclyptos.”

Lewat barisan kata-kata yang tertuang dalam puisi tersebut tampak bahwa bahasa persuasif iklan sudah ada dan dikenal dalam metode beriklan pada masa itu. Dengan gaya bahasa memujuk / merayu tersirat fakta bahwa metode beriklan pada masa ini mengalami peningkatan / perubahan.
Bangsa Mesopotamia dan Babilonia di zamannya terkenal memiliki peradaban modern. Pedagang-pedagang mereka menyewa perahu-perahu dan mengutus pedagang keliling mengantar hasil produksi ke konsumen mereka yang tinggal jauh di pedalaman. Di zaman ini pedagang keliling dan model pemasaran dari pintu ke pintu (door to door) sudah dikenal dan menjadi model pemasaran utama. Sementara itu di belahan dunia lain seperti Mesir terlihat pula proses penyebaran informasi tentang barang kepada konsumen dilakukan melalui pahatan di dinding piramida.
Kemudian bentuk iklan mengalami perkembangan menjadi relief-relief yang diukir pada dinding-dinding. Penggalian puing-puing Herculaneum membuktikan hal itu, yakni ketika ditemukan gambar dinding yang mengumumkan rencana penyelenggaraan pesta pertarungan gladiator. Pada zaman Caesar, banyak toko di kota-kota besar yang telah memulai memakai tanda dan simbol atau papan nama. Itulah media utama dalam beriklan pada masyarakat Romawi di masa itu.
Menurut Rendra Widyatama dalam bukunya Pengantar Periklanan bahwa pada masa itu juga metode beriklan melalui logo, tanda (sign) dan simbol-simbol visual ditujukan untuk menandakan ciri khas produk mereka dengan produk yang lain, sekaligus sebagai penanda keunggulan produknya. Selain itu beliau menambahkan metode beriklan seperti ini juga dilakukan untuk menyampaikan pesan propaganda politik. Hal ini dibuktikan lagi saat penggalian reruntuhan kota Herculaneum persis di kota Pompei. Puing-puing tersebut menunjukkan bahwa beriklan saat itu tidak hanya berkaitan dengan pesan produk namun juga merambah kepada pesan politik yang dilakukan oleh para politisi dalam bentuk grafiti sebagai propaganda guna menarik masyarakat agar memilih dirinya saat pemilihan umum. Iklan yang sama juga banyak dijumpai di Yunani.
Kondisi tersebut terjadi di Eropa pada masa Julius Caesar banyak toko dan penginapan yang sudah pakai tanda, papan nama, atau simbol, untuk membantu mereka yang buta huruf. Misalnya penginapan dengan simbol Man in The Moon, Three Squirrels, Hole in The Wall. Sementara itu bukti-bukti adanya pesan politik yang tampak di Pompei berupa banyaknya lukisan seorang tokoh politisi dan meminta dukungan suara dari masyarakatnya.
Periklanan di zaman Romawi nampaknya lebih maju selangkah dari cara-cara yang dilakukan sebelumnya. Selain karena penyebaran informasi secara sepihak melalui pahatan pada dinding kota (relief) maka telah terjalin sistem pertukaran informasi secara cepat antara produsen dan konsumen. Keistimewaan sistem perdagangan di zaman Romawi nampak karena mereka mulai mengarahkan pesan dan produk pada segmen pasar jelas karena segmen itu telah direncanakan terlebih dahulu. Dimana pengantaran barang dilakukan setelah konsumen dipersuasi dengan informasi tentang barang-barang tersebut. Pada zaman Romawi ini penggunaan tanda, simbol atau papan nama juga mulai banyak dipasang di toko-toko. Bukti ini bisa dilihat dari stempel batu milik T. Vindaius Ariovertstus yang isinya menjajakan “obat paling mujarab dan tidak terkalahkan” dengan merek Chloron yang ditemukan di Inggris.
Ketika manusia mulai mengenal tulisan, praktek beriklan sebagaimana era sekarang baru mulai dilakukan. Pada zaman ini, bentuk iklan sudah bergerak maju yaitu menggunakan sarana media tulis. Saat itu media iklan yang paling banyak digunakan adalah media yang disediakan oleh alam, seperti batu, tanah liat, daun papirus, kulit binatang, dan semacamnya. Sekalipun sudah mengenal tulisan, namun kegiatan beriklan yang disampaikan melalui komunikasi lisan tidak serta merta berhenti. Penyampaian pesan iklan melalui komunikasi lisan terus dilakukan.
Perkembangan iklan juga bertambah lagi setelah manusia menemukan kertas menggantikan media tulis yang ada. Menurut literatur, Cina merupakan bangsa pertama yang menemukan kertas, yaitu pada tahun 1275. Melalui media ini, manusia tidak lagi banyak menggunakan kulit binatang, dedaunan, batu dan tanah liat untuk menuliskan pesan iklannya.Menurut Burhan Bungin dalam bukunya Konstruksi Sosial Media Massa, pada masa ini kebiasaan menulis iklan dalam bentuk relief mulai dialihkan ke kertas. Dijelaskannya pula bahwa peralihan pesan-pesan iklan dari relief kota Pompei ke atas kertas untuk pertama kali dilakukan di Cina di saat kertas ditemukan. Selanjutnya dikembangkan dengan penemuan mesin cetak yang pertama kali oleh Guttenberg di Mainz, Jerman. Dari sini dimulailah penyebaran pesan iklan melalui media cetak.

1.2 Setelah Mesin Cetak Ditemukan
            Ketika sistem percetakan ditemukan oleh Guttenberg pada tahun 1450 dan muncul sejumlah surat kabar mingguan, iklan semakin sering digunakan untuk kepentingan komersial. Pada masa ini juga lahir majalah, poster, pamflet, dan sebagainya, maka iklan kemudian berkembang sangat pesat. Namun perkembangan periklanan pada masa-masa sesudah itu menunjukkan sejarah yang amat sulit, terutama merencanakan perkembangan proses perhatian yang spesifik dan informasi ke dalam sistem pelembagaan informasi komersial dan persuasi, dikaitkan dengan perubahan masyarakat dan ekonomi.
Penyebaran informasi periklanan pada seluruh periode dalam masyarakat Inggris, yaitu melalui para penulis, penyiar, dan wartawan. Mereka memulainya pada beberapa organisasi dalam 17 abad lalu dengan mendirikan majalah dan surat kabar. Iklan cetak pertama muncul di Inggris tahun 1472, yaitu berbentuk poster tentang terbitnya buku-buku doa gereja. Iklan Siquis muncul di Inggris pada akhir abad 15 berupa iklan tempel (want ad/iklan cari). Iklan ini mengandung unsur “siapapun mengetahui” atau “siapapun yang menginginkan”. Surat kabar pertama terbit di London tahun 1650, surat kabar tersebut menggunakan cara-cara pemberitaan berbentuk iklan.
Dengan pertumbuhan yang begitu pesat dari surat kabar di tahun 1690-an, volume periklanan juga terus meningkat pesat. Walaupun sifatnya terbatas, namun para produsen barang dan jasa telah membiayai periklanan, karena mereka tahu bagaimana cara mendapatkan keuntungan darinya. Sehingga dari buku dan alat tulis, kosmetik dan barang-barang lainnya, mulai menggunakan jasa periklanan, dengan begitu periklanan makin lama makin berkembang.
Pada tahun 1650 The Weekly News, mulai menyertakan iklan. Awalnya iklan yang dipasang masih bersifat terselubung, karena masih belum dikenal cara-cara yang lebih profesional dalam penanganannya. Barang-barang yang ditawarkan umumnya tentang barang kebutuhan pribadi dan keluarga, semacam makanan ringan, obat-obatan dan perumahan. Banyaknya iklan obat-obatan karena di Inggris saat itu tengah berjangkit banyak penyakit yang menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia.
Perkembangan iklan makin meningkat ketika masa revolusi industri terjadi. Iklan cetak berkembang lebih cepat di Inggris ketika Richard Steele menerbitkan surat kabar bertajuk Tatler pada tahun 1709. Pada tahun 1711 Richard Steele bersama-sama dengan Joseph Addison menerbitkan surat kabar Spectators didominasi oleh iklan-iklan produk minuman (seperti teh, kopi, dan coklat), iklan real estate, buku, mainan anak, obat-obatan, iklan personal (pernikahan, kematian, mutasi pekerjaan dan lain-lain) serta iklan lowongan pekerjaan. Kedua adalah adanya kecepatan pembangunan infrastruktur seperti jaringan kereta api, jalan raya, lalu lintas perairan, sehingga semakin mempermudah distribusi produk industri dan penyebaran media periklanan.
Faktor lain atas pesatnya perkembangan periklanan juga didorong oleh suksesnya berbagai penerbitan yang ada. Agaknya, berbagai penerbitan tersebut juga dapat tumbuh karena masyarakat yang dapat membaca terus mengalami peningkatan. Bisnis periklanan juga makin bertambah pesat pada tahun 1920 ketika dunia cetak-mencetak mulai mampu menerbitkan materi cetakan secara berwarna. Selain itu, pesatnya bidang periklanan juga ditopang dengan digunakannya teknik-teknik baru dalam beriklan sebagaimana dikenalkan oleh para pekerja periklanan semacam Benyamin Franklin, Edgar Allan Poe, oleh J Walter Thompson, George Rowell, Francis Wayland Ayer dan sebagainya.
Perkembangan masyarakat terus berlangsung, iklan pun terus berkembang seirama sejarah peradaban manusia pada suatu masa. Pada awal abad ke-16 dan 17, iklan terbanyak yang tampil adalah iklan yang berhubungan dengan budak belian, kuda, serta produk-produk baru seperti buku dan obat-obatan. Sedangkan Amerika Serikat sendiri baru memulai mengenal iklan pada awal abad ke-18. Iklan yang berkembang pada masa itu ditujukan untuk masyarakat Eropa yang ditujukan untuk menjual tanah-tanah garapan di Amerika. Salah satu iklan itu menyebutkan tersedianya tanah perkebunan seluas 150 hektar di daerah Philadelphia.
Perdagangan periklanan tidak mudah diprediksi dan tidak mudah pula untuk menentukan perkembangannya. Di Cina, perubahan yang mendasar tidak sederhana dan harus dimengerti dalam hubungan perkembangan yang khusus pula. Misalnya, walaupun perusahaan produksi yang jumlahnya banyak, namun periklanan menjadi kebutuhan vital demi kepentingan ekonomi. Pada tahun 1850-an, satu abad setelah Johnson mengkritik perkembangan periklanan di Inggris yang sudah memasuki era industrialisasi, periklanan di surat kabar semakin besar.
Di Amerika surat kabar yang pertama memasang iklan adalah Boston Newsletter pada tahun 1704. Benjamin Franklin dipandang sebagai orang Amerika pertama yang memperkaya informasi dari iklan dengan menambah suatu tekanan pada segi ilustrasi sehingga efek iklan makin kuat.
Lembaga periklanan pertama di AS didirikan oleh Francis Ayer di Philadephia pada tahun 1841. Dengan nama N.W Ayer & Son. Periklanan yang ditata dengan cara bisnis modern baru dikenal tahun 1892 ketika N.W Ayer mulai memperbarui teknik penyampaian pesan untuk mempersuasi konsumen dengan merencanakan, menciptakan dan menjalankan kampanye iklan atas permintaan pengiklan. Pada tahun 1839, penemuan fotografi telah memberikan kemudahan dalam proses pembuatan iklan dan menambah kredibilitas dan dunia baru bagi kreativitas iklan.
Di Amerika selanjutnya perkembangan periklanan media cetak surat kabar kemudian merambah pada media majalah, bulan Juli 1844 iklan majalah pertama secara khusus muncul di majalah Southern Messenger, di bawah arahan Edgar Allan Poe.
Pada akhir abad ke-19, bisnis di Amerika mengalami kemajuan. Kemajuan tersebut mendorong para pebisnis melakukan inovasi-inovasi baru, diantaranya membuat pasar swalayan. Sebenarnya konsep department store bukanlah asli Amerika, namun awalnya muncul di Perancis. Pasar swalayan adalah tempat belanja berbagai barang apa saja, namun disediakan di bawah satu atap bangunan toko tanpa harus keluar masuk berbagai toko, dimana seluruh keluarga dapat menikmati. Atas munculnya bentuk pasar swalayan ini, kebutuhan akan iklan secara besar-besaran juga muncul, menggunakan surat kabar, majalah dan direct mail. Munculnya pasar swalayan yang menyebabkan meningkatnya aktivitas beriklan juga memunculkan perusahaan yang khusus menangani iklan direct mail, misalnya Montgomery Ward di kota Chicago.
Masih di Amerika, media iklan juga banyak mengalami perkembangan. Ketika di Inggris surat kabar yang terbit setiap hari mampu menjangkau seluruh negeri secara cepat, maka di Amerika, hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Penerbitan yang melayani setiap hari hingga ke seluruh penjuru Amerika sulit dilakukan, kecuali penerbitan tersebut bersifat periodik dan tidak dilakukan secara harian. Hal itu disebabkan oleh keadaan geografis dimana letak kota-kota di Amerika sangat berjauhan. Untuk mengiklankan produk secara nasional hingga ke seluruh penjuru kota, sulit dilakukan karena membutuhkan banyak media harian surat kabar. Sementara di sisi lain, kebutuhan untuk mengiklankan produk secara nasional makin kuat. Keadaan itu memunculkan pengembangan media periklanan baru, yaitu majalah yang mampu mengcover secara nasional. Munculnya teknologi komunikasi seperti telepon, telegraf, dan juga film masa periode ini membawa kemajuan tersendiri bagi dunia periklanan.
2. Periklanan Kontemporer
            Setelah melalui beberapa tahapan yang panjang, maka pada masa ini periklanan mulai berkembang sangat pesat dan maju. Medianya pun semakin beragam tidak hanya terbatas pada media konvensional atau pun klasik. Begitu juga metode yang dipakai juga beragam.
2.1 Mengawali Masa Kontemporer
Pada awal abad ke-19 perkembangan periklanan makin cepat. Terlebih ketika industri mulai memasuki pasaran global. Periklanan akhirnya menjadi bisnis tersendiri yang menghasilkan keuntungan jutaan dolar. Ia juga menjadi salah satu bidang pekerjaan yang cukup menjanjikan. Pekerjaan iklan, tidak saja membutuhkan kemampuan orang untuk menyusun kata-kata, namun juga memerlukan banyak orang dengan beragam keahlian dan penguasaan bidang ilmu. Dunia periklanan modern juga tidak hanya terjadi pada Amerika dan Eropa. Perkembangan juga terjadi di berbagai belahan Negara lain di dunia. Kemajuan dunia iklan juga banyak dipengaruhi oleh kemampuan teknik cetak, khususnya cetak warna.
Dalam aspek isi pesan iklan juga mengalami perkembangan yang cepat. Dalam menyusun pesan iklan, pada tahun 1930-an, teknik penggunaan unsur salesmanship mulai digunakan. Dalam teknik tersebut, iklan menjadi lebih mempunyai daya jual. Iklan tidak lagi berkesan kaku, namun seperti seorang salesman yang menghadapi calon konsumen. Selain itu, iklan juga melibatkan bintang film terkenal, sehingga membangun citra di tengah masyarakat bahwa para bintang itu juga menggunakan produk sebagaimana diiklankan. Rupanya, teknik identifikasi dalam dunia periklanan sudah mulai diterapkan.
Perkembangan iklan sempat terpukul akibat Perang Dunia II. Ketika itu, resesi ekonomi melanda dunia, sehingga membuat banyak pengusaha bangkrut dan gulung tikar. Ribuan pabrik tutup. Akibatnya, bisnis iklan juga ikut terpukul, karena jumlah pemasang iklan merosot tajam. Tidak pelak keadaan itu membuat banyak biro iklan menutup usahanya. Kepercayaan terhadap iklan media cetak mulai berkurang.
Lesunya dunia iklan ternyata tidak berlarut-larut. Dengan ditemukannya media radio, mulai memberikan semangat baru kepada para pengiklan untuk merancang pesan-pesan iklan yang lebih kreatif. Sekalipun tarif iklan radio lebih mahal, namun pengiklan radio tetap saja bertambah. Media ini mulai dilirik karena sifatnya yang serempak, jangkauannya ternyata lebih luas dan mampu menembus wilayah geografis yang sulit sekalipun yang selama ini justru sulit ditembus media cetak.
Ketika era radio tengah menikmati kejayaannya, pada tahun 1930-an, lahir media baru: televisi. Televisi yang muncul pada tahun 1941 merupakan ekspansi media yang paling besar. Setelah Perang Dunia II, iklan di media televisi berkembang dengan cepat dan terus memantapkan diri sebagai media periklanan terbesar. Karena sifatnya yang mampu menghadirkan suara sekaligus gambar gerak, media ini pun mulai dilirik oleh pengiklan. Tercata dalam sejarah, pada tahun 1948 iklan televisi pertama yang dipelopori oleh J Walter Thompson mulai ditayangkan. Pada awalnya, iklan televisi masih bersifat terselubung. Namun pada akhirnya, iklan televisi makin terbuka. Pengaruh iklan televisi makin meningkat dibanding media cetak dan radio ketika pada tahun 1955 televisi berwarna mulai diperkenalkan.
Menurut Rendra Widyatama dalam bukunya Pengantar Periklanan bahwa pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an iklan mengalami masa keemasan. Ditandai dengan kondisi dimana konsumen berusaha menaikkan status sosialnya melalui konsumsi barang-barang modern, sehingga pada era ini kreatif iklan berfokus pada penonjolan keistimewaan produk yang secara implisit menunjukkan pada penerimaan sosial, gaya, kemewahan dan kesuksesan. Namun setelah itu pada tahun 1960-an, iklan mengalami pergeseran penekanan dari keistimewaan produk menjadi citra atau personalitas merek. Aneka produk pun ditempeli dengan sejumlah citra-citra yang kemudian menjadi simbol kesuksesan dan kemewahan. Dan pada tahun-tahun ini iklan disebut “The Image Era of Advertising”.
            Pada akhir 1980-an, iklan masuk dalam era post-industrial. Menurut Rendra Widyatama, era ini dimulai ketika masyarakat menyadari akan lingkungan hidup dan munculnya ketakutan akan ketergantungan dengan sumber alam, sehingga pada saat itu, iklan justru digunakan untuk mendorong masyarakat agar mengurangi konsumsi. Produk-produk yang mengklaim diri sebagai ramah lingkungan mulai diiklankan. Perusahaan-perusahaan pun gencar mengkampanyekan diri sebagai perusahaan yang sadar lingkungan. Pada tahun-tahun ini, perusahaan yang dipandang mempunyai kesadaran lingkungan, dinilai sebagai perusahaan yang lebih baik sehingga pada gilirannya lebih diterima dan disukai oleh masyarakat.
Pada awal abad 20, iklan kembali mendorong masyarakat untuk menambah konsumsinya. Dalam bukunya Pengantar Periklanan, Rendra Widyatama menggambarkannya bahwa tiap produk berupaya agar dirinya dicitrakan dalam gaya hidup tertentu yang dikonstruksikan mempunyai status sosial yang lebih baik dibanding yang lain. Iklan pun dijadikan sebagai sarana untuk pengkondisian khalayak sasaran agar siap menerima produk yang dihasilkan.
Pada masa kini, periklanan semakin pesat perkembangannya. Iklan banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Kini, iklan telah menjadi bisnis besar. Kreativitas mulai beraneka ragam, sehingga periklanan menjadi lebih bervariasi. Media yang digunakan tidak lagi hanya bertumpu pada surat kabar, majalah, radio dan televisi semata, namun juga menggunakan beragam media lain.
Munculnya beragam media akhirnya juga mempengaruhi dunia periklanan. Berbagai media yang muncul menyebabkan iklan mulai bergeser paradigma dalam pemasangannya, yaitu dari penggunaan media yang paling banyak / luas jangkauannya menjadi media yang paling spesifik yang mampu menjangkau khalayak sasarannya. Sehingga kini perusahaan kecil pun dapat menggunakan media televisi untuk menyampaikan pesannya.

2.2 Periklanan Kreatif
Periklanan modern sesungguhnya terjadi sekitar tahun 1842, ketika Volney B Palmer untuk pertama kalinya menggunakan istilah Advertising Agency. Ia mendirikan sebuah biro iklan pertama di Philadelphia, Amerika Serikat. Awal kantornya adalah perwakilan dari banyak surat kabar di Amerika Serikat, tempat menjual Koran langganan juga tempat memasang iklan lalu kemudian menjadi Advertising Agency atau juga biasa disebut biro iklan. Kemunculan biro iklan Itu sendiri disebabkan adanya gap yang terjadi antara klien dan penerbit, karena dikala itu belum bagusnya infrastruktur yang ada. Media cetak harus diedarkan memakai kereta kuda maupun kereta api.
Iklan modern sendiri yang mulai berkembang tahun 1960-an, jauh berbeda dengan periklanan masa lampau. Pada tahun ini, periklanan menemukan bentuknya yang modern dengan karya-karya kreatif yang menakjubkan. Perintis iklan dengan landasan karya kreatif yang digarap secara apik ini dipelopori oleh seri iklan mobil kodok Volkswagen yang menampilkan judul-judul seperti ‘Think Small” dan “Lemon”. Iklan-iklan Volkswagen inilah yang meletakkan dasar positioning dan unique selling proposition (USP) dalam periklanan yang masih dipegang hingga kini. Konsep ini mengikat (associate) setiap brand dengan satu specific idea yang khas yang menancap di benak konsumen.
Di akhir 1980 dan awal 1990 memperlihatkan kemunculan TV Kabel dan MTV, sebagai bagian darinya. Sebagai pionir dalam konsep musik-video, pelayanan MTV merupakan sebuah tipe periklanan yang baru. Konsumen lebih menyimak pesan yang diiklankan MTV dibandingkan dengan membeli setelah mendapat informasi dari media lain. Saat tv kabel dan tv satelit mengalami peningkatan secara umum, beberapa saluran berada di posisi puncak, termasuk saluran yang seluruh durasinya berisi iklan seperti QVC, Home Shopping Network, dan Shop tv.
Pemasaran melalui internet membuka batas baru bagi periklanan dan memberikan kontribusi pada “boomingnya” “dot-com” tahun 1990. Seluruh perusahaan terus beroperasi semata-mata dalam bidang periklanan, dan menawarkan segalanya untuk kupon berlangganan internet gratis. Memasuki abad ke-21 sejumlah website, termasuk ‘mesin pencarian google’ memulai perubahan dalam dunia periklanan on-line dengan mengekspansi relevansi kontekstual, tidak menonjolkan iklan dibandingkan dengan pemberian bantuan dan lebih utama ketimbang membanjiri konsumen dengan brosur. Hal ini menandai kebangkitan trend periklanan interaktif.
Penyebaran pesan melalui iklan, secara relatif menelan biaya dari GDP sehingga menyebabkan perubahan yang cukup signifikan dalam pemilihan media. Di Amerika misalnya, pada tahun 1925 media iklan yang utama adalah surat kabar, majalah, nyala lampu trem, dan poster-poster. Periklanan menghabiskan anggaran sekitar 2,9% dari GDP. Sejak 1998, televisi dan radio menjadi media periklanan yang utama dan menghabiskan dana dari GDP yang lebih rendah, sekitar 2,4%. Dilihat dari tujuan, penyajian, sampai ke anggaran yang dibelanjakan iklan mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Periklanan terus berkembang dari tahun ke tahun dalam percaturan industri dan ekonomi dunia. Dengan sistem pengendalian yang baik, iklan telah menyumbangkan jasa reproduksi komoditas yang besar bagi perkembangan industri, senyampang dengan itu kebutuhan periklanan terus meningkat sampai sekitar $85.000.000 per tahun. Surat kabarlah yang paling banyak menikmati keuntungan peningkatan ini sampai mencapai setengah dari keuntungan mereka. Seratus tahun berikutnya, pada awal abad ke-19, surat kabar tetap menikmati keadaan ini. Sehingga iklan menjadi sebuah sistem yang tak terpisahkan dengan semua percaturan bisnis perusahaan. Dan di saat dunia mulai mengenal televisi pada tahun 1960, peran iklan menjadi lebih popular lagi. Bersamaan dengan itu pula, iklan televisi mulai mengendalikan dominasi periklanan sampai saat ini.






























3.      FUNGSI DAN TUJUAN PERIKLANAN

Fungsi Periklanan
Seiring pertumbuhan ekonomi iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang dibelinya. Menurut Terence A. Shimp (2003), secara umum periklanan mempunyai fungsi komunikasi yang paling penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya yaitu:
a. Sumber Informasi
Dengan iklan, dapat membantu masyarakat unruk memilih altenatif produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan kebutuhannya. Artinya iklan dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada yang lainnya, baik tentang produknya, distribusi atau tempat pembeliannya atau informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi masyarakat.
b. Kegiatan Ekonomi
Periklanan mendorong pertumbuhan perekonomian karena produsen didorong utnuk tetap memproduksi dan memperdagangkan produk untuk melengkapi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
c. Pembagi Beban Biaya
Periklanan membantu tercipatanya skala ekonomi yang besar bagi setiap produk, sehingga menurunkan biaya produksi dan distribusi per unit atas produk tersebut, dan pada akhirnya memurahkan harga jualnya kepada masyarakat.
d. Sumber Dana Media
Periklanan merupakan salah satu sumber dana media yang menunjang media untuk tetap eksis. Munculnya banyak media membuat persaingan semakin ketat.
e. Identitas produsen
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan mengetahui produsen. Ada perusahaan yang dalam iklannya memnonjolkan perusahaanya
f. Sarana Kontrol
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat dapat membedakan produk-produk sah dengan tiruan.

Tujuan Periklanan
Pada dasarnya tujuan akhir periklanan adalah untuk merangsanga atau mendorong terjadinya penjualan (sales). Untuk mencapai tujuan itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Secara umum tujuan periklanan adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan pengenalan merek / produk / perusahaan
Melalui periklanan khalayak akan mengetahui keberadaan merk, produk maupuin perusahaan pasar.
b. Memposisikan
Melalui periklanan perusahaan pasar dapat memposisikan produknya dengan membedakan diri dengan produk pesaing.
c. Mendorong prospek untuk mencoba
Dengan menyampaikan pesan-pesan yang persuasive, khalayak didorong untuk mencoba menggunakan produk atau merk yang ditawarkan.
d. Mendukung terjadinya penjualan
Dengan beriklan diharapkan konsumen bertindak untuk membeli produk
e. Membina loyalitas
Dengan beriklan akan semakin memantapkan keberadaan pelanggan yang loyal. Artinya perusahaan ingin menyampaikan bahwa merk dan produk yang pernah digunakan konsumen masih tetap ada dipasar.
f. Mengumumkan cara baru pemanfaatan
Inovasi atau cara baru pemanfaatan dapat dapat diketahui khalayak melalui iklan
g. Meningkatkan citra
Dengan iklan akan meningkatkan citra produk, merk maupun perusahaan.







0 komentar:

Posting Komentar